Wanita sejatinya bukan makhluk lebih lemah dan bodoh. Wanita
Tuhan ciptakan sama berharga dan sama dalam kesempatan berkarya dengan
laki-laki. Tahukah kalau di balik
kelembutan seorang wanita tersimpan potensi besar yang tak terkira? Malahan ada
beberapa aspek yang membuat wanita dikatakan punya sifat kepemimpinan yang
natural. Realita ini bisa kita lihat pula pada sejumlah wanita dalam Alkitab!
Apa saja potensi tersebut? Ini ulasannya!
Pertama, wanita punya kemampuan web-thinking, yakni
kemampuan mengolah data dari berbagai sudut pandang untuk menjadi informasi
yang berguna. Dengan kelebihan ini, wanita lebih mampu mentoleransi ambiguitas
atau ketidakjelasan sesuatu, multitasking bak komputer yang berkemampuan
mengerjakan sekaligus pekerjaan dan lebih intuitif. Faktor intuisi ini membuat
wanita lebih produktif dalam soal pengambilan keputusan. Contoh di Alkitab,
Debora. Sambil berperan sebagai hakim atas Israel yang sedang di tindas oleh
Sisera, ia arahkan Barak untuk sebuah perang, sambil ia mengatur strategi buat
memancing Sisera agar mendatangi pasukan Israel yang sudah siaga perang. Debora
pun terjun langsung di medan perang untuk memberi spirit pada Barak sebagai
pemimpin dalam pertempuran (Baca Hakim-hakim 4).
Kedua, mental fleksibilitas. Ini merupakan aspek
kepemimpinan yang amat diperlukan dalam kondisi bisnis global yang berubah
begitu cepatnya. Dari beberapa riset yang menyoroti keefektifan kepemimpinan
wanita, ternyata wanita memiliki 28 area kemampuan manajerial dari 31 area yang
dibutuhkan seorang manager ataupun leader. Salah satunya, kemampuan
menghasilkan ide-ide baru. Amsal 31 mencatat, sejumlah usaha yang dilakukan
Sulamit yang adalah istri Salomo, untuk mendatangkan keuntungan. Ia berkreasi
memproduksi pakaian, membeli ladang dan menanaminya, berdagang dan banyak hal
lain, yang ia lakukan demi menunjang ekonomi dan kesejahteraan keluarga.
Ketiga, kemampuan artikulasi verbal. Ini berkaitan dengan
kemampuan mengolah kata-kata. Ini merupakan salah satu ‘senjata’ jitu yang bisa
menjadi magnet kuat untuk memengaruhi pikiran dan hati pihak lain melalui
kata-kata dan suaranya. Wanita berkemampuan menemukan kata yang tepat dengan
cepat dan menggunakannya di waktu yang tepat. Contoh Ester, dengan kata-kata
berkarisma, ia berhasil menaklukkan hati dan menarik simpati Raja Ahasyweros,
sekaligus menjerat Haman dalam hukuman mati sehingga orang-orang Yahudi bisa
diselamatkan dari niat jahatnya (Ester 5).
Keempat, wanita berkemampuan dalam hal menunjukkan postur
dan gerakan yang sesuai dengan situasi, mampu membaca kompleksitas emosi wajah
serta mendengar perubahan tekanan di dalam suara. Rata-rata wanita punya “rasa”
yang lebih baik dalam selera, sentuhan, penciuman dan pendengaran, sehingga
lebih mampu mengerti berbagai hal yang tersirat. Contoh Sara. Ia peka akan
keresahan Abraham tentang janji keturunan, sebab itu ia sodorkan budaknya Hagar
pada suaminya demi keturunan. Sara juga tahu Hagar malah melunjak dengan
statusnya itu dan mulai ‘menjajah’ dirinya. Tak lama berselang, Hagar pun
terdepak karena sikapnya itu, sementara Sara mulai mengerti maksud Tuhan dan
akhirnya punya keturunan, yakni Ishak (Kejadian 21).
Dituliskan oleh Ibu Lily - Seorang Counselor Keluarga
0 comments:
Post a Comment